Lihatlah dirimu
Kau yang dulu selalu gundah
Selalu mengharapkan seseorang 'tuk berbagi
Hingga suatu ketika kau pun menemukannya
Rasanya baru kemarin
aku melihatmu tertawa teman
Senyum yang selalu menghiasi wajah
dan berbagai pujian yang kau sematkan dalam setiap untaian kata
Sungguh, apakah itu cukup meninggalkan bekas?
Kini...
Kau berada di ambang ketidakpastian
Tak ada alasan tuk merasa bersalah
Relakanlah...
Perasaan semu yang pernah sekadar ia titipkan padamu
Hanya tuk dirampasnya kembali tanpa kau pernah sadari
Maukah kau berhenti menyalahkan diri sendiri?
Tengoklah waktu...
Ia tak pernah peduli
begitu pula dirinya....
Post a Comment