Potongan paragraf dalam novel Origin karya Dan Brown di bawah ini memberikan gambaran bahwa memiliki keyakinan adalah sifat dasar manusia, dan bahwa keyakinan tidak selalu rasional.


Gambar 1. Sampul Novel Origin karya Dan Brown

Despise chaos, create order. The root program of human brain.


For the human brain, Edmond explained, any answer is better than no answer. Faith, by its very definition, requires placing your trust in something that is unseeable and indefinable, accepting as fact something for which there exists no empirical evidence. (Interpretasi penulis: Otak manusia lebih menyukai adanya penjelasan atau jawaban, meskipun keliru, ketimbang tidak ada jawaban sama sekali. Kita tidak terbiasa menerima kondisi bahwa kita memang tidak tahu, dengan kata lain, kita menghendaki adanya penjelasan atas segala sesuatu.)


We all end up placing our faith in different things because there is no universal truth. When science offers an answer, that answer is universal. Humans do not go to war over it; they rally around it. (Interpretasi penulis: Kita semua memiliki keyakinan yang berbeda-beda karena kebenaran universal itu tidak ada. Sementara itu, ilmu pengetahuan bersifat universal, yang artinya, ia berlaku tak peduli orang mempercayainya atau tidak. Perdebatan seringkali terjadi di kalangan ilmuwan, tapi itu tidak sampai berujung pada pertengkaran. Sementara itu, perdebatan diantara manusia yang berbeda pandangan politik dan keyakinan dapat berujung pada perang yang menyengsarakan)

Post a Comment