Rabu 16 September 1997 merupakan hari yang kelam bagi Bank Sentral Inggris (Bank of England). Disaat yang bersamaan, nama George Soros melejit sebagai spekulan kondang di pasar valas.
Apa yang terjadi?Sebelum menetapkan Euro sebagai mata uang tunggal di kawasan Eropa, Uni Eropa menerapkan suatu kebijakan yang dinamakan Exchange Rate Mechanism (ERM) untuk membantu kebijakan moneter dan mengurangi fluktuasi nilai tukar mata uang antar negara di kawasan.
ERM memperbolehkan nilai tukar suatu mata uang mengambang terbatas terhadap mata uang negara lain anggota ERM yang dijadikan acuan. Apabila fluktuasi nilai tukar melebihi ambang batasnya, bank sentral wajib melakukan intervensi di pasar keuangan, dengan cara membeli maupun menjual mata uang negaranya.
Saat Inggris memutuskan bergabung ke dalam ERM, nilai tukar poundsterling ditentukan sebesar 2.95 Deutsche Mark dengan ambang batas fluktuasi sebesar -6% s.d +6%.
Namun, fundamental ekonomi inggris saat itu sedang tidak sehat, dengan inflasi sebesar 3 kali inflasi Jerman dan suku bunga sebesar 15%.
Ini menjadi perhatian para spekulator di pasar valas termasuk George Soros. Sebagai hedge fund manager sebuah perusahaan investasi bernama Quantum Fund, Ia melakukan short selling terhadap poundsterling senilai total 10 milyar pound.
Dengan melalukan short selling, Soros bertaruh dengan pasar bahwa nilai poundsterling akan jatuh. Saat nilai poundsterling benar-benar jatuh, ia akan meraup keuntungan.
Ketentuan ERM mengharuskan bank sentral menerima seluruh tawaran jual yang masuk di pasar valas. Tak hanya Soros, spekulan lain juga mengikuti jejaknya dengan menjual poundsterling. Intervensi Bank sentral dengan membeli poundsterling di pasar valas tidak berhasil, hingga akhirnya mereka mengerek suku bunga acuan hingga 15% dari yang semula 10%. Namun pasar tak bergeming dan aksi jual poundsterling terus terjadi. Klimaksnya, Inggris menarik diri dari ERM karena kejatuhan poundsterling yang mencapai 15% terhadap Deutsche Mark, melebihi ambang batas yang ditentukan sebesar 6%
Dikabarkan bahwa Black Wednesday menelan kerugian hingga 3 milyar pound bagi Inggris, sementara George Soros berhasil mencetak keuntungan sebesar 1 milyar pound bagi perusahaannya, berkat kejelian menangkap peluang yang ada di pasar.
Post a Comment