Masyarakat kelas menengah di kawasan Jakarta dan sekitarnya memiliki cukup dana untuk membeli rumah non-subsidi dengan kisaran harga hingga 500 juta.

Pengembang perumahan, khususnya yang menyasar konsumen kelas menengah, tentu tidak perlu peduli siapa calon pembelinya, yang penting semua unit rumah laku terjual, dan itu menjadi prestasi tersendiri bagi para marketing sales perumahan.

Hanya saja, banyak masyarakat kelas menengah yang menjadikan rumah sebagai sarana investasi. Peluang ini ditangkap para pengembang properti yang kemudian memasarkan rumah untuk tujuan investasi.

Ketika aku berkunjung ke salah satu perumahan tipe cluster di kawasan Parung Panjang yang berjarak sekitar 40 km dari Jakarta, banyak kudapati rumah yang belum atau tidak ditempati sama sekali. Si pembeli rumah mungkin memang tidak berniat menempati rumah tersebut. Mereka sekadar membelinya, lalu bertaruh harga akan naik dikemudian hari.

Memang sangat disayangkan, rumah yang pada dasarnya adalah tempat tinggal, justru tidak ditempati, alih-alih sebatas dijadikan instrumen investasi. Padahal masih banyak pekerja di Jakarta dan sekitarnya yang perlu rumah dengan harga dan lokasi yang terjangkau. Ide untuk menjadikan rumah sebagai sarana investasi ketimbang tempat tinggal turut mendongkrak harga rumah di kawasan-kawasan tertentu di sekitar Jakarta. Andaikata pasar properti cenderung stagnan dalam jangka panjang, harga rumah mungkin tidak akan semahal jika para pengembang membangun perumahan dengan iming-iming investasi, dan calon pembeli tidak membeli rumah dengan harapan akan menjualnya kembali ketika harga naik.

Di tengah kemudahan membuka rekening efek, pembelian SUN hingga reksadana, masih banyak masyarakat yang menganggap tanah, rumah, serta emas sebagai sarana investasi yang paling jelas, menggiurkan dan menguntungkan.

Aku perlu rumah karena kupikir sudah terlalu lama ngekos, dan pada saat melakukan survey, kudapati banyak rumah-rumah yang sudah sold out namun tidak ditempati. Karena itu aku menulis tulisan ini.


#Update
Berinvestasi pada properti tidak sepenuhnya menyebalkan. Bagi yang mampu membeli rumah namun belum sempat menempatinya, mereka dapat menyewakan rumah tersebut. Hal ini membantu mereka yang butuh tempat tinggal sementara.

Post a Comment